• Khadijah Binti Shahnun, Ulama perempuan yang tidak menikah sampai akhir hayat nya




     Biografi Singkat

    Nama lengkapnya adalah Khadijah binti Abdussalam bin Sa’id bin Habib at- Tannukhi. Dia tumbuh besar di Kairouan, namun nenek moyangnya berasal dari Syam tepatnya dari wilayah Homs. Yang mana kakeknya adalah pejuang Islam dari Syam yang ikut serta dalam ekspedisi pembebasan Afrika Utara.

    Sejak kecil, Khadijah telah dianugerahi dengan kecerdasan dan ketajaman berfikir. Di samping itu, dia juga hidup di lingkungan keluarga terdidik. Dengan begitu, bakat yang diberikan oleh Allah kepadanya bisa dipoles secara maksimal. Alhasil, tatkala dewasa Khadijah mekar menjadi seorang perempuan cerdas, terdidik dan berkarakter muslimah sejati. Ayahnya, Abdussalam At Tannukhi atau yang lebih familiar dengan sebutan Imam Suhnun atau Sahnun merupakan ulama terkemuka di masanya

    Pendidik Kaum Hawa 

    Perempuan adalah tiangnya negara. Jika suatu negara ingin berdiri kokoh maka pemerintah setempat tidak boleh mengenyampingkan peran penting kaum hawa. Inilah yang diperjuangkan Khadijah binti Sahnun. Keluasan ilmu pengetahuannya tidak hanya ia nikmati sendiri tapi ia sebar kepada masyarakat luas terutama di kalangan wanita.

    Khadijah sadar betul bahwa perempuan perlu mendapat pendidikan layaknya kaum pria. Sebab dengan pendidikan, derajat serta kualitas manusia akan ditinggikan. Para ibu atau calon ibu yang terdidik diharapkan kelak mampu mendidik anak-anaknya dengan baik sehingga melahirkan generasi–generasi unggul.

    Tidak Menikah Sampai Akhir Hayat nya

    Dalam "Tartib Madarik Lil Qadhi Iyadh" dikisahkan seorang pria mendatangi Imam Sahnun. Pria ini hendak mengkhitbah Khadijah. Imam Sahnun berdiam sejenak lantas bermusyawarah dengan putranya Muhammad.

    Alhasil permintaan tersebut tidak dikabulkan. Pasca kemangkatan Imam Sahnun, pria ini kembali mengungkapkan niatannya untuk melamar Khadijah, kali ini disampaikan kepada kakaknya, Muhammad bin Sahnun.

    Muhammad menanggapi, “Bagaimana mungkin saya mengambil keputusan yang yang ayah saya saja tidak melakukannya ?”. Lagi – lagi lamarannya tertolak.

    Pria ini tidak putus asa. Pasca wafatnya Muhammad, dia mengunjungi Khadijah dan hendak melamarnya. Khadijah berkata,”Sesuatu yang tidak ayah saya lakukan dan tidak saudara saya lakukan akan saya lakukan ? Saya tidak akan pernah melakukan hal itu selamanya”.

    Berdasarkan keterangan Hasan Husni, keputusan Khadijah untuk tidak menikah adalah bentuk penghormatannya terhadap niatan baik mendiang ayah dan kakaknya.

    Khadijah menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya pada penghujung akhir tahun 270 H dan dikebumikan di samping makam ayah dan kakaknya.

    Terimakasih sudah membaca sampai akhir semoga kisah seorang ulama perempuan yang bernama Khadijah binti Sahnun ini bisa menginspirasi anda.
  • You might also like

    2 komentar:

    1. Alhamdulillah jadi tau kisah2 ulama terdahulu.. terimakasih kakak

      BalasHapus
    2. assalamu'alaikum, kembang kan bakat mu kawand :)

      BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini